Kesehatan Masyarakat dan Realitas Sosial




Oleh : Bambang Pasi


Bambang Pasi
Bentuk pemerintahan dan ideologi suatu negara identik dengan derajat kesehatan. Sejarah mencatat,  bahwa negara kapitalis dan neo-liberal cenderung memandang kesehatan sebagai komuditas perdagangan dan industri untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Sedangkan bagi negara yang lebih mementingkan kesejahteraan rakyat, menganggap kesehatan adalah hak setiap warga negara dalam pelayanan kesehatan.

Kesehatan masyarakat sebagai pendekatan pembangunan kesehatan di indonesia masih mengalami fluktuasi. Kesehatan masyarakat juga kembali mengalami hingar-bingar di masa-masa titik nadir sejak indonesia dipenuhi dengan berita politik dan pilkada. Dalam pandangan kesehatan masyarakat (Public Health), politik sebenarnya hanya dimanfaatkan sebagai alat untuk meningkatkan elektabilitas dalam kanca politik perjuangan yakni, pembangunan kesehatan yang menerapkan program pencegahan dan pengobatan sebagai dua sisi yang tak terpisahkan. Lantas kesehatan adalah muara dari berbagai persoalan sosial, ekonomi dan budaya. Jika lebih disederhanakan lagi maka politik dan kesehatan bagaikan jiwa dan raga. 

Upaya pencegahan sebagai lagu wajib kampanye baik bupati, gubernur atau calon pemimpin lainya yang lebih suka jadikan “pengobatan gratis” sebagai langkah utama dalam penulisan visi perjuangan politik. Alangkah baiknya ditahun mendatang kampanye pengobatan gratis tidak lagi diperlukan tetapi tantangan kedepan adalah upaya memadukan kesehatan perorangan yang berbasis individu (private goods) dan upaya kesehatan masyarakat berbasis masyarakat (public goods). Oleh karena kesehatan masyarakat yang diidamkan adalah merupakan sebuah tujuan yang diinginkan seluruh rakyat banyak, maka derajat kesehatan hendaknya diperjuangkan dengan menggunakan mekanisme politik baik pada tingkat nasional maupun kabupaten dan pemerintah kota.

Kesehatan masyarakat adalah salah satu pendekatan upaya kesehatan yang terorganisir dan memerlukan manajemen sumber daya kesehatan, baik pada skala non-pemerintahan, puskesmas, hingga skala kabupaten, kota dan negara. Dalam tata kelola kesehatan di berbagai tingkatan seharusnya diperlukan kemampuan mengorganisir masyarakat serta sumber daya untuk bekerja sama melindungi dan mencegah ancaman kesehatan masyarakat. Karena itulah apa yang dirilis oleh WHO bahwa paradigma kesehatan indonesia masih berorientasi pada kuratif atau pengobatan belum berorientasi pada pencegahan atau preventif. Padahal dalam dunia kesehatan pengobatan lebih mahal dibandingkan dengan pencegahan atau dalam istilah kesehatan “lebih baik mencegah dari pada mengobati.  Untuk itu secara nasional tujuan administrasi kesehatan adalah agar pelayanan kesehatan dan teknologi kesehatan lebih efektif dan efesien dalam masyarakat sehingga penyelenggaraan upaya kesehatan dapat mencapai pembangunan kesehatan sesuai UU No 36 tahun 2009. Jika kita melihat kondisi dibidang kesehatan masih terdapat ketimpangan atau disparitas derajat kesehatan masyarakat, sehingga yang terjadi adalah sebagian menikmati pelayanan kesehatan sebagian tidak. Oleh sebab itu, agar memenuhi equty atau keadilan harus diperjuangakan  guna terjuwudunya Human Development dalam pelayanan kesehatan masyarakat (community Health services).

dalam UU No 22 tahun 1999 yang mengatakan bahwa urusuan kesehatan diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah sebagai daerah otonom. Namun masih terdapat kelemahan pemerintah dalam bidang pelayanan kesehatan sehingga banyak keluhan yang belum terpenuhi sesuai visi indonesia sehat. Pengertian sehat meliputi; sehat jasmani dan rohani bahkan terhindar dari penyakit yang mengakibatkan cacat. Dengan demikian untuk mencapai sumber daya manusia indonesia seutuhnya maka diperlukan kemampuan dan kerja sama lintas sektor dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu, kita sebagai mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang terutama mahasiswa kesehatan masyarakat (public health students) agar melakukan formulasi serta konsep guna mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat.  

Penulis Adalah Mahasiswa Respati Urindo Jakarta
 dan Pengurus Hipma Halteng Jabodetabek

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »