Kalian pemuda, kalau
kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya
hanya beternak diri.” (Pramoedya Ananta Toer)
Perjalanan panjang republik ini banyak sekali
mendokumentasikan sejarah dan seribu satu (1001) cerita masa kelam, yang
tidak terjadi secara tiba-tiba atau instans. namun mengalami berbagai dinamika
dan suatu proses selebrasi yang sangat panjang. Dari era pra
kemerdekaan sampai era reformasi, Namun melalui ihtiar dan cita-cita yang
sama dari generasi mudanya, maka tepatnya 17 Agustus 45 kemerdekaan pun
diproklamsikan oleh sang proklamator kita yaitu bung karno dan bung Hatta.
Dinamika dan proses selebrasi perubahan
bangsa ini. Meletakkan mahasiswa pada bajening posisi yang sangat penting
dalam pergolakan sosial budaya dan politik dewasa ini. Lihat saja Peristiwa
runtuhnya orde lama, orde baru dan reformasi. telah Mengkonfirmasikan kepada
kita, bahwa mahasiswa merupakan alat sosial control yang efektif bagi
pemerintah.
Mahasiswa pun yang mepunyai peranan vital
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan memiliki predikat lebih di
tengah-tengah masyarakat, maka di tuntut untuk selalu
melahirkan gagasan dan ide-ide kebaruan di tengah-tengah pusaran globalisasi
yang sudah tidak kian ramah pada kemanusian kita saat ini, Selain itu, kita juga
di tuntut untuk selalu berperan aktif dan berani dalam meyuarakan berbagai
bentuk ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa negri ini yang lalim dan
dzalim, bak lisan maupun secara tulisan.
Mungkin ini yang membuat Pramoedya Ananta Toer, merasa hidup, sebab “
hidup bagi dia, cuma satu yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa
harga hidup kita ini, artinya bahwa dalam hidup, kita dituntut untuk berani
dalam melawan ketidakadilan, kalapun tidak berani dalam lisan dan tulisan,
cukup dalam hati saja. dengan begitu kehidupan kita akan bernilai dan
berharga. Beranilah dalam hidup ini !!
Namun seiring dengan berjalanya waktu dan
perubahan zaman dewasa ini mahasiswa yang dikenal sebagai
agent of control dan agent of change bergeser orientasinya menjadi mahasiswa
yang pemikirannya hanya untuk nilai akademis dan materi, pikirannya hanya untuk
kepentingan sesaat (pragmatis), sehingga kerja-kerja serabutan pun
dilakukan, seperti menggadaikan idealismenya dengan uang atau dengan materi
lainya apapun itu namanya yang penting senang!!.
Lihat saja disana dan disini, masih banyak
gerakan mahasiswa yang sering berganti muka, lain disini lain disana.
Atau terpolarisasinya gerakan mahasiswa, sehingga beberapa dari gerakan
mahasiswa tersebut tidak murni atau untuk kepentingan orang banyak lagi, atau
untuk rakyat kecil tetapi ada kepentingan diluar itu, sonior atau
alumninya mungkin!! yang Memiliki kedekatan emosional denganya, akibatnya
sungguh sangat menyedihkan karena saat gerakan mahasiswa telah terpolarisasi
maka secara otomatis hal tersebut akan membunuh karakter dan daya kritis
mahasiswa itu sendiri, Yang di era melenium ini, kita di perhadapkan
dengan berbagai persoalan bangsa yang sangat komplek, setidaknya persoalan yang
paling menonjol ialah persoalan ekonomi yang penyelesainya di butuhkan telaah
dan intrepertasi yang kuat dan matang.
Oleh karena itu di butuhkan reorientasi
aktifitas mahasiswa, yang di orientasikan untuk mengakomodir kebutuhan
mahasiswa, yang sesuai dengan tuntutan semangat zaman, dan tentunya tidak
terlepas dari semangat kebaruan, yang di perjuangkan dan diperuntukkan untuk
kemaslahatan ummat dan bangsa, yaitu dengan memperkuat komunitas-komunitas
kreatif dan kritis di kampus-kampus, sebab melihat kondisi mahasiswa saat ini,
sangat memprihatinkan karena masih banyak mahasiswa yang waktunya di habiskan
untuk kegiatan akademik saja atau AKADEMISI
TULEN sehingga ia lupa dan abai terhadap kondisi ril sekelilingnya.
Disinilah identitas kemahasiswaannya pun di uji dan di pertanyakan,
Maka tidak ada pilihan lain selain membangun
jejaring dan menghidupkan kembali komunitas-komunitas kritis dan kreatif yang
pernah jaya di zaman –zaman dahulu. Seperti komunitasnya Ahmad Wahib, Djohan
Efendi dkk. Dan terbukti tokoh besar seperti soekarno,hatta dan sjahrir ialah
produk dari komunitas kritis dan kreatif pada zamanya. Oleh karena itu
marilah kita menghidupkan kembali komunitas kreatif dan kristis di
kampus-kampus dengan jalan diskusi, kajian dan penilitian serta pengabdian
singkatnya belajar dan berjuang.. Dengan begitu harapan akan cahaya terang
sebuah bangsa akan segera di capai.** wawlahualam