Wakil Rakyat Bukan Mewakili Rakyat Untuk MAKAN uangnya




Oleh : Abdul Rais Abbas

Ilustrasi Dok/ Geogle
Sebagai putra daerah yang lahir dan besar di bumi fagogoru dan rakyat biasa pada umumnya, kami sungguh merasa bingung dan pusing dengan sebagian sikap para anggota Dewan Perwakilan Rakyat kita. Mereka dipilih langsung oleh rakyat untuk memperjuangkan hak-hak-nya. Tapi banyak diantara mereka malah melakoni politik cari kekuasaan. Tawar-menawar kepentingan, sampai-sampai ada yang adu cotos hanya untuk mendapatkan jatah kue kekuasaan dan atau proyek dari eksekutif, (lihat bupati dan kroni-kroninya).  Jangan heran apabila banyak Anggota Dewan perwakilan rakyat   yang Tersanggut kasus korupsi
Rakyat Halmahera tengah  dari tahun ke tahun mengalami  permasalahan yang makin berat dan permasalahanya juga begitu kompleks, dari persoalan sosial, budaya sampai ekonomi, setidaknya yang paling menonjol adalah persoalan gudang tengah (perut ) atau persolan ekonomi. Yang seharusnya membutuhkan perhatian yang ektra serius dari DPR untuk memperjuangkan haknya, namun yang terjadi ialah sebaliknya masyarakat Halmahera tengah  di pertontonkan oleh sikap sebagian Anggota dewan, yang hanya disibukkan dengan persoalan partai dan kepentinganya sehingga  ia lupa dengan identitas dan tanggung jawabnya sebagai dewan perwakilan rakyat. wajar bila sering kali ada yang meberikan lelucon dan label kepada mereka, bahwa DPR Halteng itu, DEWAN YES!! Setuju disana, setuju disini yang penting Ibu senang!!.
Realitas Sosial & Kondisi Ril Masyarakat HALTENG

banyak catatan, gambaran dan potret kondisi perekonomian rakyat,  yang kerap kali muncul di media masa lokal dan nasional maupun kondisi ril masyarakat kita. Lihat saja listrik di kecamatan patani yang sering gangguan dan mati lampu 1-3 hari dalam semingu disebabkan kapasitas dayanya tidak cukup untuk menerangi. Mungkin terjadi juga di kecamatan-lainya dihalteng, jalan infrastuktur yang merupakan akses perekonomian masyarakat patani weda,  sampai saat ini  jalanya masih kacang ijo. Ditambah lagi  dengan berbagai macam hasil sumber daya alam yang kita miliki, misalnya di patani dengan comoditas pala dan cengkehnya, yang tersontak dengar kabar akan  digantikan oleh produk unggulanya pemerintah daerah, yaitu kelapa sawit, yang nantinya beroperasi di patani barat dan sekitarnya. Sungguh ironis negri ini.  Dan bila di kalkulasi secara sadar dan baik, sumber daya alam yang kita miliki sudah bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Asalkan dikelolah dengan baik, jujur dan adil.

Kondisi seperti ini merupakan sebagian dari banyaknya probelematika yang terjadi di masyarakat Halmahera Tengah, pertanyaanya kemudian kemanakah para wakil rakyat itu, yang dahulu di pilih oleh rakyat dengan hak politiknya, sehingga mereka menduduki kursi emas itu, kemanakan mereka ketika rakyat butuh bantuan untuk memperjuangkan hak-haknya, kemana janji-janji manismu ketika kampanye di hadapan rakyat. PAK, BU Dewan, anda di pilih rakyat untuk memperjuagkan hak-haknya  bukan mewakili rakyat untuk makan uangnya

MIRIS MEMANG!! Mungkin kata ini tepat, untuk menggambarkan potret daerah dan masyarakat HALTENG hari ini, meski daerahnya kaya akan sumber daya alam tapi tidak di nikmati sendiri hasilnya, walaupun ada sebagian kecil yang merasakan hasilnya. Tapi itu hanya sekelompok orang tertentu dari sekian banyak masyarakat yang ada di Halteng. Begitulah kira-kira negri fagogoru ini

sungguh aneh dan lucu ketika masyarakat mengalami kondisi perokomian yang buruk dan sedang membutuhkan perhatian yang extra serius, sebagian Anggota Dewan kita malah melakoni politik cari kekuasaan, tawar-menawar kepentingan seperti apa yang sudah di singgung diatas.  Dan disibukkan dengan studi banding, yang menelan dana ratusan juta bahkan miliaran rupiah.yang menjadi tradisi dpr setiap tahunnya.

Merakyat Bukan Memperkaya Diri

ketika Anggaran APBD Halteng 2013 Raib Mubajir oleh Pemda. Kualitas bangunan mes jakarta yang masih bisa di gunakan ternyata di bongkar dan di bangun baru dengan besar APBD tahap 1 2013 Rp. 1.490.000.000, (satu milyar empat ratus sembilan puluh juta). Dan masih segar diingatan kami, ketika peresmian MES PEMDA HALTENG Di jakarta itu, teman-teman kami yang terhimpun dalam keluarga besar HIPMA HALTENG JABODETABEK  menuntut haknya dengan jalan demonstrasi salah satu dari tuntutanya ialah pengadaan asrama mahasiswa Jakarta, anehnya mereka malah dihajar dan dipukuli oleh orang-orang yang notabenenya adalah pejabat daerah, sampai ada yang korban luka memar di wajahnya. Lagi pula ketika  perjalanan dinas, Pejabat atau DPR studi banding ke jakarta jarang menempati gedung itu malah tinggal di hotel  yang berberbintang,

padahal jika DPR kita menyadari kondisi perokonomian masyarakat sedang terpuruk,  paling tidak dalam pembahasan rancangan APBD itu, harus lebih hati-hati dan di pertimbangkan secara masak-masak sehingga keputusanya pun dapat mengakomodir kepentingan kesejahteraan rakyat masyarakat halmahrera tengah. Demi perbaikan dan kemajuan HALTENG ke depan.  Bukan digunakan untuk memperkaya diri sendiri, dengan berbagai program yang tidak tepat sasaran itu. Mes PEMDA JAKARTA salah satunya, singkatnya DPR kita harus merakyat bukan memperkaya diri. Tapi kami percaya dan  tetap optimis dari 20 DPRD Halteng pasti satu dua orang diantaranya yang masih menjaga integritasnya. Dengan jalan berjuang dan berkorban untuk masyarakatnya. **

Pernah Dimuat di PATANI INSTITUT

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »